TULIS SAYA[24 Juni 2009]
Baiklah saya akan membuka diskusi ini dengan pertanyaan:
"Benarkah di dalam Al Qur'an terdapat 150.000 tanda kurungnya?"
JAWABAN SDR. IA[24 Juni 2009]
Bung Hakekatku...
Saya coba untuk jawab ya...
Bisa tolong ditunjukkan Al Qur'an yang anda maksud?
Kalau yang anda maksud adalah Al Qur'an Al Kariim, maka saya jamin dan yakinkan anda bahwa tidak ada tanda kurung di dalam Al Qur'an. Saya persilahkan anda untuk mengecek sendiri ke toko2 buku seperti Gramedia atau Wali Songo.
Tetapi, kalau yang anda maksud adalah Terjemahan Al Qur'an Al Kariim, maka saya jawab memang ada arti yang diletakkan di dalam kurung. Mengapa? Hal ini semata-mata karena :
1. Ketidakmampuan bahasa Indonesia untuk menterjemahkan bahasa arab yang disebabkan oleh kompleksnya susunan bahasa arab.
2. Tidak dapat ditemukan padanan kata bahasa arab dalam bahasa Indonesia.
3. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kata2 di dalam kurung diperlukan untuk menjelaskan maksud dari ayat2/kata2 yang tidak ada padanan katanya.
Mungkin itu dulu dari saya. Mohon maaf apabila jawaban saya kurang memuaskan. Semata-mata karena ilmu saya masih sangat sedikit. Mungkin saudara2ku yang lain bisa menambahkan..
Terima kasih
TULIS SAYA[24 Juni 2009] > Kpd. Sdr. IA;
Terimakasih,
Untuk sementara jawaban anda saya pending dulu, sebab pertanyaan saya baru pada tahap mencari kebenarannya; yaitu: benarkah?
Keterangan: Benar, “Terjemahan Al Qur'an Al Karim” yang saya maksudkan.
JAWABAN SDR. AE[24 Juni 2009]
Saya baru saja mulai tour of duty dan akan masuk asrama hingga menjelang pemilu bln dpn. Skrg baru singgah sbntr di suatu kota. Bsk pagi lanjut lg perjlnan.
Alhamdulillah atasan saya ga kaku (sbg aparat negara saya tentu hrs patuh pd atasan), jd cukup rileks suasananya, dan saya-pun pny wkt utk buka email2 yg msk.
Di milis ini ada bbrp hal yg membuat saya surprise, yaitu:
1). Moderator milis ini ternyt usianya jauh di atas saya dan ia adalah seorang rohaniawan, shg tentunya pny etika dan kesantunan yg tinggi dan pastinya jg pny pengetahuan yg dalam ttg agamanya (shg saya bs dpt manfaat dan ilmu dr-nya dr milis ini).
2). Entah krn sebab apa tiba2 saya mendptkan sdr Rudy sgt jauh berbeda dgn yg saya 'kenal' bbrp hari yg lalu. Awesome..
3). Thanks to mas Iansyah n sdr Rudy, for all u've done.
So, let's hit the road:
Sdr Rudy, trs trg saya tdk tau persis apa yg dimksd dgn pertnyan itu. Kalau mksdnya adalah Al-Qur'an, tentu pertnyan itu adalah isapan jempol belaka, yg dibuat oleh org yg dangkal ilmunya ttg Al-Qur'an namun sdh gemar membuat konklusi. Tp kalau mksdnya adalah terjemahn Al-Qur'an dlm bahasa Indonesia, itu mmg benar, meski saya tdk tau brp jumlah persisnya tanda kurung yg ada.
Mengapa bs begitu?
Sebabnya sgt simpel (namun sygnya tdk dimiliki oleh Alkitab) yaitu:
- Bahasa Indonesia tdk memiliki kosa kata yg kuat dan lengkap utk menterjmhkan Al-Qur'an.
Kalau hanya terjmhn, aplg tafsir, tdk dpt disebut sbg Al-Qur'an. Yg dimksd dgn Al-Qur'an adalah sebuah kitab suci yg berisi wahyu2 murni dr Allah (lafadz dan maknanya dr Allah) dgn menggunakan bhs Arab.
Kalau hanya terjmhn, aplg tafsir, tdk dpt disebut sbg Al-Qur'an. Yg dimksd dgn Al-Qur'an adalah sebuah kitab suci yg berisi wahyu2 murni dr Allah (lafadz dan maknanya dr Allah) dgn menggunakan bhs Arab.
- Utk mendekati mksd dgn apa yg tertulis di dlm Al-Qur'an, maka digunakanlah tnd kurung. Meski begitu, tak jarang msh jg dijumpai kesulitan utk memilih kata2 yg tepat yg tdk menimbulkan tafsiran yg berbeda.
Krn sebab itulah maka sebaiknya umat Islam mengerti bhs Arab bila ingin mendalami Al-Qur'an.
Jd, pertnyan itu hrsnya diganti spt ini: ADAKAH TANDA KURUNG DALAM ALKITAB?
(Smg sdr dpt menjelaskannya)
Saat ini saya jg sdg aktif di milis dialog islamkristen dan msh ada pertny-an yg perlu saya respon, shg tdk bs pnjg lebar merespon pertyn sdr tsb.
Demikian dr saya dan trm ksh.
Sincerely,
TULIS SAYA[24 Juni 2009] > Kpd. Sdr. AE:
Terimakasih juga,
Tentang tanda kurung yang ada di Alkitab, ada beberapa. Tapi, pembahasannya entar dululah. Kita satu persatu aja dulu.
Memang bukan yang di Al Qur'an yang saya maksud, tetapi yang di terjemahannya.
Sekarang akan saya rangkai dengan jawaban sdr. IA, bahwa maksudnya tanda kurung adalah untuk memperjelas maksud Al Qur'an yang tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia.
1. AL MA’IDAH [5] : 117 : “Maka setelah ENGKAU WAFATKAN [angkat] aku, ENGKAUlah yang
mengawasi mereka.”
Pertanyaannya: Apakah “[angkat]” ini suatu keterangan untuk kata-kata: “wafat?” Bagaimana bunyi
teks aslinya kalau di Indonesiakan? Apakah juga ada pengertian “angkat”nya?
2. ASY SYURA [42] : 7: “Demikianlah KAMI wahyukan kepadamu AL QUR’ AN dalam bahasa Arab
supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura [penduduk Mekkah]
dan penduduk [negeri-negeri] sekelilingnya.”
Pertanyaannya: Benarkah Islam hanya untuk negeri-negeri sekeliling Arab saja?
3. AN NAHL [16] : 102 : “RUHUL QUDUS [Jibril] menurunkan AL QUR’AN itu dari TUHANmu
dengan benar.”
Pertanyaannya: Bagaimana bunyi teks aslinya dalam bahasa Indonesianya; apakah ada kandungan
“Jibril”-nya?
4. AS SAJDAH [32] : 23 : “Dan sesungguhnya telah KAMI berikan kepada Musa Alkitab[Taurat],
maka janganlah kamu [MUHAMMAD] ragu-ragu menerima [AL QUR’AN
itu] dan KAMI jadikan Alkitab [Taurat] itu petunjuk bagi Bani Israil.”
Pertanyaannya: Kitab apakah yang sedang dibicarakan di sini; Taurat atau Al Qur'an, atau keduanya?
Jawaban iansyah:
Saya mohon maaf apabila apa yang saya tulis berikut ini belum dapat menjawab pertanyaan Pak Hakekatku dengan baik. Semua semata karena keterbatasan ilmu yang saya miliki. Saya belum menguasai bahasa Arab, karena itu, beberapa bagian dari jawaban saya terhadap pertanyaan Pak Hakekatku saya nukilkan dari beberapa sumber yang bisa dipercaya. Mari kita lanjutkan..
1. AL MA’IDAH [5] : 117
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
[5:117] Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
Catatan: Engkau disini merujuk kepada Allaah subhanallaahu ta’alaa
Pertanyaannya: Apakah “[angkat]” ini suatu keterangan untuk kata-kata: “wafat?” Bagaimana bunyi
teks aslinya kalau di Indonesiakan? Apakah juga ada pengertian “angkat”nya?
Jawabannya :
Beberapa terjemahan Al Qur’an tidak menyertakan kata “angkat” dalam mengartikan ayat ini. Hal ini tampak sebagai suatu bentuk penafsiran secara pribadi oleh penterjemahnya menurut ilmu yang dimilikinya. Terdapat 2 kepercayaan umat Islam terhadap kondisi Rosulullaah Isa a.s.saat ini:
1. Rosulullaah Isa a.s. meninggal secara fisik dan kemudian rohnya diangkat (ditinggikan – dalam surat Ali Imran:55)
2. Rosulullaah Isa a.s. diangkat oleh Allah subhanallaahu ta’alaa secara jasmani dan ruhani ke sisi Allah subhanallaahu ta’alaa
Mengapa timbul perbedaan penafsiran? Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara mengartikan ayat ini, kemudian juga rujukan ayat2 dan atau hadist2 yang diambil untuk melakukan periksa silang terhadap ayat ini.
Bila dibaca secara teliti akan kita temukan bahwa didalam ayat ini terdapat kata "tawaffaytani" yang maknanya adalah mewafatkan dan berarti meninggal secara jasmani, bukan “Rafa” yang berarti kerohanian.
Merujuk pada surat Ali Imran:55
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَاعِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
[3:55] (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".
2. ASY SYURA [42] : 7
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ
[42:7] Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya1340 serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.
[1340] Maksudnya: penduduk dunia seluruhnya.
Pertanyaannya: Benarkah Islam hanya untuk negeri-negeri sekeliling Arab saja?
Jawabannya:
Apakah definisi dari negeri negeri di sekelilingnya (Mekkah)?
Apakah mereka itu negeri yang bersinggungan langsung dengan Mekkah?
Ataukah termasuk negeri2 yang tidak bersinggungan secara langsung dengan Mekkah?
Definisinya harus kita sepakati agar terjadi kesepahaman dalam mendiskusikannya.
Menurut saya, negeri2 di sekeliling Mekkah meliputi negeri2 yang bersinggungan secara langsung dengan Mekkah dan yang tidak bersinggungan secara langsung dengannya. Sebagai contoh untuk lebih mempermudah pemahaman kita. Hari minggu kemarin saya pergi ke PRJ bersama istri saya. Alhamdulillaah, karena kami datang ke PRJ pada hari minggu, maka kami menemui kondisi yang padat di arena PRJ tersebut. Agar tidak terpisah, maka kamipun bergandengan tangan. Pertanyaannya, apakah orang yang ada disekeliling saya hanyalah istri saya? Atau Istri saya dan orang2 yang bersenggolan dengan saya? Ataukah orang2 yang jumlahnya banyak tersebut yang berada di kanan, kiri, depan dan belakang saya? Jawaban dari pertanyaan saya ini menggambarkan makna dari Surah Asy Syura :7
Mari kita periksa silang dengan Surah2 lainnya.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
[49:13] Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا
[4:174] Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an).
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
[21:107] Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
[25:1] Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam1053,
1053: Maksudnya jin dan manusia.
Dari ayat2 di atas terlihat bahwa Al Qur'an diturunkan kepada seluruh umat manusia di dunia. Hal ini terlihat dari penggunaan kata-kata “Hai manusia”, “semesta alam” dan “seluruh alam”. Bukan diturunkan hanya untuk penduduk Mekkah. Saya rasa penjelasan saya cukup jelas. :-)
3. AN NAHL [16] : 102
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
[16:102] Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
Pertanyaannya: Bagaimana bunyi teks aslinya dalam bahasa Indonesianya; apakah ada kandungan
“Jibril”-nya?
Jawabannya :
Bila diartikan secara kata-per-kata memang tidak ada kata “Jibril” yang terdapat di dalam ayat tersebut. Tetapi, saya Haqqul Yaqin bahwa seluruh umat Islam mengetahui bahwa malaikat yang memiliki tugas untuk menyampaikan ayat-ayat kepada Rosulullaah shalallaahu 'alaihi wa sallaam adalah Jibril. Tidak ada malaikat lainnya. Setiap malaikat memiliki tugasnya yang telah ditentukan oleh Allaah subhanallaahu ta'ala dan tidak akan mencampuri tugas malaikat lainnya. Nah, penambahan kata-kata “Jibril' akan menegaskan bahwa yang dimaksud dengan “Rohul Kudus” adalah “Jibril”. Hal ini berguna sekali bagi mereka yang tidak/ belum mengetahui mengenai tugas-tugas malaikat.
4. AS SAJDAH [32] : 23
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَلَا تَكُنْ فِي مِرْيَةٍ مِنْ لِقَائِهِ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ
[32:23] Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu menerima (Al-Quraan itu) dan Kami jadikan Al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil1195.
1195: Maksudnya: sebagaimana telah diberikan kepada Musa, Taurat, begitu juga diberikan kepada Muhammad Al-Qur'an. Dan sebagaimana Taurat dijadikan petunjuk bagi Bani Israil, maka dijadikan Al-Qur'an petunjuk bagi ummatmu.
Pertanyaannya: Kitab apakah yang sedang dibicarakan di sini; Taurat atau Al Qur'an, atau keduanya?
Jawaban saya :
Yang dimaksud di dalam ayat ini adalah Taurat dan Al Qur'an.
--
Tambahan..
Dalam mempelajari Al Qur'an, selain perlu memiliki ilmu Bahasa Arab (nahwu, sharaf dan lainnya) diperlukan pengetahuan mengenai Asbaabun Nuzul (Sebab-sebab turunnya ayat). Hal ini diperlukan sebagai suatu sarana mengetahui kapan ayat tersebut turun, bagaimana kondisi masyarakat pada saat itu, dalam kejadian apa dan apa implikasinya. Berikut saya nukilkan penjelasan yang lebih baik lagi:
Di sini akan diungkap secara sekilas pendapat sebagian ulama dan kemudian akan disertakan beberapa faedah tentang ilmu Asbabun Nuzul.
Al-Wahidy berpendapat: "menafsirkan ayat tanpa bertitik tolak dari sejarah dan penjelasan turunnya tidaklah mungkin."
Ibnu Daqiqil 'Ied berpendapat: "Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan salah satu jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur'an."
Ibnu Taimiyah berpendapat: "Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami ayat, karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat".
Dengan demikian akan jelaslah pentingnya ilmu Asbabun Nuzul sebagai bagian dari ilmu Al-Qur'an.
Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum.
2. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab.
3. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat yang zhahirnya hashr.
4. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan.
5. Dan lain-lain yang ada hubungannya dengan faedah ilmu Asbaun Nuzul.
Sumber : http://www.cybermq.com/pustaka/detail/ilmu-tafsir/72/
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar